Rabu, 30 Oktober 2013

The WEAKNESS

Hati ini begitu rapuh

Itulah perasaan yang sering aku rasakan saat menghadapi suatu keadaan yang diluar kendali. Semua konsentrasi buyar dan aku hanyut dalam keadaan tersebut. Aku tidak dapat lagi berpikir jernih untuk memutuskan tindakan apa yang harus aku ambil.
1.     
  Saat menjadi notulis dadakan dikantor. Sebenarnya aku sudah sering menjadi notulis untuk keadaan yang biasa-biasa saja yaitu membuat notulen tidak terikat waktu dan juga tidak terikat kewajiban untuk membeberkannya didepan publik. Namun, semua berubah ketika aku disuruh menjadi notulen dalam suatu Focus group discussion (FGD). Ternyata hasil notulen harus selesai hari itu juga dan akan dibahas bersama semua peserta. Kegalauan mulai terjadi saat menetukan bentuk notulen seperti apa yang diiinginkan peserta karena memang ini pertama kalinya aku mengikuti FGD sehingga tidak ada gambaran sama sekali. Masalah lainnya timbul saat mempresentasikan hasil notulen. Hasil notulen yang kubuat banyak mendapat koreksi dari peserta hal itu tentu membuat pikiran menjadi down dan tidak fokus. Ah.. sebuah pengalaman berharga sudah aku lalui pikir dalam hati sembari mengembuskan nafas panjang saat selesai FGD tersebut


2.     Saat ikut pertandingan voli dikantor yang notabene yang pertama kali bermain dalam suatu pertandingan antar tim. Hal ini terpaksa aku lakukan karena tidak ada lagi orang diruang untuk diajak bermain voli karena jika tidak tim kami aku didiskualifikasi dari pertandingan. Posisi aku disini hanya sebagai pelengkap. Saat bermain voli aku kelihatan sangat kikuk namun bukan itu yang menjadi beban pikiranku saat memikirkan kembali peristiwa tersebut.  Aku bertanya-tanya kenapa aku mudah terbawa keadaan dan hilang konsentrasi karena terlalu banyak pikiran  kalau aku kan berbuat salah dan merugikan tim dan akan mendapat cemoohan dari penonton karena kesalahanku tadi. Orang melihatku bermain seperti robot yang badaanya ada dilapangan namun pikirannnya terbang melayang. Yeah... aku tidak mampu mengendalikan hati dan pikiran ini lagi saat semua keadaan diluar kendali

Plin Plan

Aku orangnya fleksibel jadi tidak terlalu suka kalau terikat pada sesuatu yang kubuat sendiri.terkadang aku berubah haluan dari rencana yang sudah ditetapkan karena kondisi yang tidak sesuai dengan yang aku prediksi sehingga aku secara langsung maupun tak langsung akan berpengaruh terhadapa hasil yang ingin dicapai.
1.       
 Saat akan berpergian ketempat x, namun karena jalan menuju x sedang macet maka kadangkala kuputuskan untuk berpergian ketempat y saja dari pada tidak berpergian sama sekali (mungin seperti peribahasa “tak ada akar ,rotan pun jadi” hehehhe)


2.       Saat sedang pergi berbelanja. Awalnya hanya ingin beli barang x saja, namun saat sudah di lokasi aku bisa saja membeli barang x, y dan juga  heheh

S    Sungguh Plin Plan Yang aneh bukan? hoohoh






Terlalu banyak berpikir

Nah ini neh masalah terbesar dalam hidupku ini. Mungkin karena aku orangnya pendiam makanya semua yang akan aku katakan hanya aku pikirkan saja. Hal itu membuat aku selalu berpikiran dampak daripada setiap yang aku lakukan yang membuat aku susah sendiri karena terkadang memikirkan hal yang tidak penting
1.       Saat harus memutuskan apakah aku akan mengambil tugas belajar atau ijin belajar. Aku sampai semalaman galau memikiranya. Mempertimbangkan setiap dampak dari keputusan yang aku pilih. Aku bertanya pada orang-orang dekatku dan paa akhirnya aku tetap tidak dapat memutuskan.
2. Saat harus memilih penempatan kerja. Aku galau semingguan hehehehe,

     Setelah galau memilih pilihan yang terbaik biasanya keputusan terakhir aku ambil saat sudah mendekati deadline. Ada perasaan lega sesaat setelah keputusan itu diambil. Dan yang pasti sebenarnya apa keputusan yang aku ambil sebenarnya akan menghasilkan sesuatu yang baik bagi diriku namun karena sudah terlalu banyak berpikir aku jadi sedkit parno terhadap keputusan yang aku ambil. Wala wala wala...




Sulit bergaul

Aku terus mengamati bagaimana teman-temanku menjalani pergaulan dan aku mendapati ternyata aku adalah manusia yang sulit bergaul maupun membaur dengan orang lain. Aku terkengkang dengan pola pikir “apa sih rumus pergaulan itu?”, bagaiman bisa orang menegur seseorang yang bahkan tidak ia kenal?, atau Kenapa “dia” sangat suka berbicara dibanding dengan yang lain?. Aku lebih senang bergaul dalam kelompok kecil dibandingkan dalam suatu komitas. Karena menurutku aku tidak dapat memahami pola pikir mereka semua dna aku juga yakin kalau mereka pun tidak semuanya tahu dengan pola pikirku. Bergaul dalam kelompok kecil membuat merasa lebih nyaman untuk memperhatikan dan juga diperhatikan. Aku sangat menghargai suatu persahabatan lebih dari apapun. Aku ingin menghargai sahabatku dengan sepenuh hati tapi aku juga mau diperlaukan sebaliknya. 


 Mungkinkah aku tidak ramah sehingga aku sulit bergaul? Jawabnya mungkin saja.. karena memang aku tidak mau dan tidak punya kemauan untuk menegur seseorang yang baru aku kenal. Tapi hal itu tentu tidak melulu salah aku karena tidak mau menegur sehingga terkadang tidak mau mengenal lebih jauh. Ingat pergaulan dapat dimulai oleh salah satu pihak maupun dari kedua belah pihak.  Jadi kenapa aku harus menegur duluan kalau dia tidak mau melakukan hal yang sama ? hhehe
Mungkin karena sebab-sebab itulah diriku ini jadi sulit bergaul dan terkesan apatis dimata orang lain. Tak apalah orang berpikir demikian ..biarlah aku tidak banyak teman sehingga aku bisa menjadikan temanku yang sedikit itu sesuatu yang sangat berharga dalam hidupku