Sabtu, 08 Juni 2013

UNTUK ADEKKU (^.^)

Untuk adekku yang sempat memberi warna  di hati kakak....

31 mei 2013

Sudah beberapa hari hati ini terus terbayang perbuatan yang sudah kakak lakukan pada adek. Ada perasaan menyesal mengakhiri hubungan ini dengan cara yang tidak sehat. Kakak sadar ini semua salah kakak yang tidak menghubungi adek hingga beberapa lama waktu. Hati kakak diselimuti rasa penyelesalan karena kakak tidak sempat mengungkapkan alasan dibalik semua ini. Adek begitu baik, cantik, muda, energik, dari keluarga berada dan juga penuh semangat. Adek selalu punya kisah untuk dibagi ke kakak. Adek tidak pernah menunjukkan ketidaksukaan saat jalan bersama kakak. Sungguh adek adalah calon istri yang benar-benar ideal  untuk dijadikan sebagai calon menantu, itu ucapan yang selalu kakak dengar dari ibu-ibu yang sering berinteraksi dengan adek.

Sungguh kakak tak punya sedikit pun keberanian untuk mengaungkapkan ini semua pada adek. Kakak tak sanggup untuk mengatakannya secara langsung. Mungkin dengan merangkai tulisan ini kakak ingin menyampaikan sesuatu tentang apa yang kakak rasakan.

Saat bertemu relasi, adek selalu menperkenalkan kakak pada relasi adek itu. Adek selalu menyebut kakak sebagai lulusan dari “Universitas A”  sehingga akan menimbulkan “komentar” dari orang yang mendengarkannya. Sebenarnya kakak cukup risih saat adek menyampaikan pada semua orang tetang “kelebihan”  kakak. Sungguh kakak benar-benar tidak tahu motif dibalik adek melakukan semua ini. Lagi-lagi karena ketidakmampuan kakak dalam menyampaikan pesan in, kakak jadi tidak bisa mengatakannya langsung pada adek. Tapi tahu kah adek kalau sebenarnya kakak ini adalah seorang yang tidak berada? Yang bisa kuliah disana tak lepas dari bantaun keluarga besar? Tahu kah adek kalau kakak banyak kekurangan dibandingkan kelebihan kakak yang secuil itu? Sungguh... dalam hati sebenarya kakak begitu minder saat bersanding dengan adek. Dengan latar belakang ekonomi maupun agama yang kurang, kakak merasa kurang pantas untuk disandingkan dengan adek. Maka dari itulah kakak memutuskan untuk menjauhi adek secara perlahan-lahan dengan memudarkan komunikasi yang sudah terjalin.

Adek sering cerita tentang mantan adek, bagaimana hubungan kalian berjalan, bagaimana kemesraan kalian terjalin, bagaimana dekatnya adek dengan keluargganya. Kakak tidak sepenuh hati mendengarkan semuanya karena ada sedikit rasa cemburu dihati ini saat adek menceritakan semuanya. Pada saat tertentu ditengah pembicaraan kita, selalu adek sisipkan nama panggilan mesra mantan adek tersebut. Sungguh kakak tak terima, teriak ku dalam hati. Mungkin sangat sulit bagi adek untuk melupakan semua kenangan yang sudah terjalin bersamanya. Tapi tolong hormati perasaan kakak yo  dek ‘^^’

Ah... itulah sedikit pandangan dangkal kakak tentang diri adek. Mungkin tak semua yang kakak rasakan tadi benar bagi adek tapi perasaan yang benar-benar kakak rasakan. Selain itu, hal yang tak kalah penting adalah kakak tak sanggup untuk melupkaann adek. Usaha yang kakak lakukan untuk menjauh dari adek dengan cara memutuskan komunikasi terasa sangat Sulit bagi kakak sendiri.

Kakak  pasti sangat egois dimata adek. Pergi tanpa memberikan penjelasan yang memadai.  Untuk adekku.. “bukan karena bertemu adek kakak menyesal, tapi karena kakak kurang berani menyampaikan pendapat ini langsung ke adek” dari lubuk hati yang paling dalam kakak benar-benar ingin minta maaf ke adek secara langsung. Tapi lagi-lagi karena kekurangberanian ini, kakak hanya mampu menuliskan nya diblog ini. Ini lah yang terbaik bagi kita. Bukan karena terlalu banyak perbedaan, namun lebih karena perasaan tidak nyaman ini. Kakak berharap kita tetap sebagai seorang kakak dan adek saja, tidak lebih dari itu.

Terimah kasih untuk kenangan pendek yang sudah adek berikan. Benar-benar bermakna bagi kakak sebagai pengalaman hidup. Jago diri adek baek-baek yo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar